Oleh: Suparjono
Seorang
anak laki-laki memegang rokok di tanganya. Sesekali menghisap rokoknya sambil
mengobrol dengan temanya. Dari fisiknya terlihat masih usia sekolah kira-kira
kelas empat atau lima SD. Meskipun banyak orang dewasa di sekitarnya, tampak
tidak ada yang peduli dengan sekedar memperingatkan apalagi melarangnya.
Sepertinya sudah menjadi hal yang biasa di masyarakat
Pemandangan
itulah yang terlihat di pelosok pulau Madura. Pulau yang dikenal dengan pulau
garam dan terkenal dengan banyaknya pesantren dan kyai. Meski islam sangat kuat
disini, budaya merokok sepertinya sudah melekat erat. Hal ini bisa dilihat ketika acara-acara tahlilan,
kumpulan warga, kondangan, mauludan dan lain-lain, rokok menjadi suguhan yang
tidak pernah terlewatkan. Saat itulah anak-anak belajar merokok. Sedangkan
orang tua tidak pernah mengingatkan anak-anaknya. Selain kurangnya pengawasan
orang tua, para kyai dan ustadz yang menjadi tauladan juga tidak memberikan
anjuran kepada warga terutama anak-
Suatu
saat, di sekolah anak-anak mendapat pelajaran tentang bahaya merokok dan
kandungan zat-zat racun yang terkandung dalam rokok. Mereka nampak sangat antusias
dan kaget ketika dijelaskan bahwa dalam rokok mengandung banyak racun zat berbahaya seperti : nikotin, tar, bahan
pvc, bahan korek api, racun semut dan lain-lain. Mereka juga diberikan
pemahaman bahwa merokok itu pemborosan.
“jika kalian habis sebungkus rokok tiap hari,
kalian akan menghabiskan kurang lebih 3,5 juta setahun”, tegas DM 10, dai mendidik yang ditugaskan di wilayah Durjan.
“wow...! banyak pak. Bisa buat beli samsung
pak.”, sahut murid-murid.
“makanya besok kalian jangan merokok, mending uangnya
ditabung saja”, DM 10
Setelah
mereka tahu bahaya merokok, mereka berjanji tidak akan merokok ketika sudah besar nanti. Bahkan
pernah ada satu anak menasehati seorang kakek bahwa di dalam rokok terkandung
racun-racun yang berbahaya bagi tubuh. meskipun hasilnya nihil, anak itu sudah memulai hal yang baik. Karena orang
tua yang sudah terlanjur kecanduan rokok memang sangat sulit untuk tidak merokok.
Kelak anak-anak itu nanti akan mengubah budaya merokok di daerah itu diawali
dari sedini mungkin.