KHOIRUL HUDA


Pria berumur 26 tahun ini bernama Khoirul Huda, anak ketiga dari tiga bersaudara alias anak terakhir. Saya asli anak NGALAM Barat (Malabar) yang memiliki panorama alam yang cukup indah karena berada diantara 3 gunung yakni kelud, kawi, arjuno. Tinggal di pedesaan dengan bapak Winarno dan ibu Suwanti adalah anugerah bagi saya untuk mensyukuri nikmat ini. Pendidikan terakhir sementara saya adalah sarjana Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang.

Alur cerita pendidikan saya tidak seindah yang dimiliki orang kebanyakan, banyak gelombang yang menghampiri dan menguji ketekadan saya untuk bisa mengenyam dunia pendidikan sampai saat ini. Mulai dari yang tidak boleh lanjut sekolah sampai akhirnya harus rehat sejenak karena belum diterima di PTN tidak membuat saya down tetapi saya bertekad bahwa saya harus lanjut kuliah dan alhamdulillah Allah memberikan hidayah kepada ornag tua dan merestui saya untuk kuliah sehingga saya diterimalah di UM kampus tercinta saya dan termasuk mahasiswa Bidik Misi.

Selama kuliah saya memang lebih fokus untuk kegiatan perkuliahan tidak banyak organisasi yang saya ikuti hanya UKM drumband dan UKM IPRI tetapi itu berusia lama akhirnya saya dan kawan membentuk unit dibawah naungan HMP IPS yakni S2LS yang bergerak dibidang diskusi yang berkelanjutan jadi setelah ada kegiatan seminar, workshop, pelatihan, itu langsung kami bahas lagi dan bagaimana mengaplikasikannya. Selain itu saya juga suka dengan dunia anak" yang berkaitan dengan pendidikan, akhirnya saya bergabung Ngelmu Pring (karyalekabasa) di batu dan volunteer zona bening di Batu. Saya lebih suka kegiatan yang bersifat outdoor dan berinteraksi dengan masyarakat.

Sebelum saya bergabung dengan Jatim Mengajar ini saya sudah mengajar di SD dan SMP tetapi saya meilih berhenti dan mengikuti program ini. Saya senang sekali bisa bergabung dengan program ini walaupun saya ditempatkan di daerah yang jauh dari hirup bingar kota yakni di Pulau Bawean bagian gunung. Dusun Binaspa namanya, orang tidak banyak tahu tentang kampung tersebut walaupun satu pulau. Di MINU 11 BINASPA saya mengabdikan diri saya selama setahun menjadi guru dan DAI. Tugas sebagai guru memang wajib adanya tetapi DAI adalah nilai lebih nya, kepercayaan masyarakat kepada saya berupa reward untuk menjadi khotib, imam, tukang adzan, dan banyak hal lain yang saya kerjakan selain tugas tersebut. Alhamdulillah kepercayaan itu bisa saya laksanakan meskipun tidak 100% tetapi masyarakat senang dengan kehadiran saya.

Dan di akhir tugas saya sebenarnya mendapatkan suatu reward yang sangat besar yang belum pernah saya impikan yakni menjadi Kepala Sekolah di sekolah yang saat ini paling maju di Bawean tetapi untuk sementara ini masih belum bisa bergabung.

Setahun berlalu membuat saya belajar banyak hal dan saya berterima kasih kepada YDSF dan UNESA karena sudah diterima di keluarga Jatim Mengajar ini. Dan sementara ini saya masih ingin fokus dulu untuk bertani dahulu bersama keluarga.
Disqus Comments
Copyright © 2018 Jatim Mengajar - All Right Reserved
Develop and Design by Ar Royyan Media