MUHAMMAD ILHAM YAHYA



Muhammad Ilham Yahya adalah nama lengkap saya, seorang anak terakhir dari 3 bersaudara. Biasanya orang sekitar cukup memanggil saya dengan nama Ilham. Seorang laki-laki berusia 26 tahun, yang lahir dari bapak Abdul Mutholib dan ibu Umi Farikha di desa Ngabetan, kecamatan Cerme, kabupaten Gresik. Sebuah desa kecil yang jaraknya sekitar 6 km dari pusat kota Gresik.

Terlahir dari orangtua desa yang bermata pencaharian sebagai petani dan penenun sarung, tidak menyurutkan niat dan semangat saya untuk mennjadi orang sukses yang bisa berguna bagi masyarakat sekitar. Mungkin cukup itu yang ada dalam benak saya ketika masih berusia anak sekolah. Bagaimana caranya saya bisa menjadi seorang yang berguna bagi masyarakat sekitar apapun pekerjaan atau profesinya.

Kedua orangtua saya adalah seorang putra-putri desa, kebetulan saja beliau berasal dari desa yang sama. Bapak saya adalah seorang petani,juga sebagai penenun, dulu katanya sempat sekolah di PGA (Pendidikan Guru Agama). Sedangkan ibu saya adalah seorang penenun ahli, yang hanya tamatan Sekolah Dasar.

Alhamdulillah, 26 tahun sudah usia saya sekarang. Tidak terasa sudah cukup dewasa juga usia seperti ini, menurut saya. Sudah tidak adalagi waktunya untuk bermain, bercanda, apalagi melakukan-melakukan sesuatu yang tidak ada manfaatnya dan terkesan membuang waktu saja. Saya lahir pada, 12 April 1993. Saya sebagai putra terakhir dari 3 bersaudara. Kakak pertama saya bernama Ali Sugiarto yang saya anggap sebagai bapak saya. Kenapa? Karena selisih usia diantara kita yang cukup jauh. Bagaimana seorang kakak pertama yang usianya sekarang sudah 48 tahun, dan usia saya sekarang 26 tahun. Beliau yang menemani kala sekolah, dan juga mengajar berbagai macam prinsip-prinsip kemandirian dalam hidup ini. Sejak kecil kemanapun kakak saya pergi saya selalu ngentel dibelakangnya. Kakak saya sekarang sebagai Wakil Kepala Sekolah di Sekolah Internasional Ciputra Surabaya. Kakak kedua saya seorang perempuan bernama Anik Sri Wahyuni, kakak yang sudah sabar membimbing saya dalam melakukan aktivitas-akitivitas membantu orangtua di dalam rumah tangga. Bagaimana beliau mengajari saya cara menyapu, menyetrika, mengepel, dan mencuci baju. Alhamdulillah, kakak saya yang perempuan sudah menjadi PNS sebagai pengajar mata pelajaran IPA di SMP Negeri 1 Cerme, kabupaten Gresik. Saya bersyukur mempunyai kakak seperti beliau berdua. Seorang kakak laki-laki dan seorang kakak perempuan. Beliaulah yang melengkapi dan mengajari saya menjadi seorang laki-laki anak terakhir yang mandiri.

Perjuangan belajar saya, dimulai sejak berusia 5 tahun. Dimulai dari TK Dharma Wanita di desa Ngabetan. Selama dua tahun, saya belajar pendidikan dasar di TK tersebut. Selanjutnya saya melanjutkan sekolah saya, di Sekolah Dasar Negeri Ngabetan. Sekolah yang berada tidak jauh dari rumah saya. Selama 6 tahun, sejak tahun 1999 – 2005 saya mengenyam pendidikan sekolah dasar. Kelas 1 sampai kelas 3 saya hanyalah murid biasa yang belum bisa menunjukkan kemampuan dan prestasi saya. Alhamdulillah, mulai kelas 4 saya bisa menunjukkan prestasi saya di sekolah, maupun sampai ke tingkat kecamatan. Sejak kelas 4, saya beranjak bisa menunjukkan prestasi saya dengan peringkat di kelas. Mulai dari peringkat 7, peringkat 5, sampai puncaknya di kelas 5 selalu menjadi peringkat 1. Tetapi sayangnya, prestasi saya ditutup kurang khusnul khotimah karena lulus dari SD saya hanya mampu menduduki peringkat ke 5 satu sekolah. Pada usia kelas 4 SD, saya pernah menjadi juara 2 lomba cerdas cermat tingkat kecamatan.
Lulus SD, saya bisa diterima di SMP favorit di Kecamatan, alhamdulillah. Saya bisa melanjutkan sekolah di SMPN 1 Cerme. Jaraknya tidak begitu jauh juga dari rumah, mungkin hanya 10 – 15 menit dari rumah dengan menggunakan sepeda onthel. Maklum, pada jaman saya sekolah SMP masih jaman dan siswa lebih senang membawa sepeda onthel berjamaah ke sekolah. Selama 3 tahun, saya belajar di SMP tersebut. Sejak tahun 2005 – 2009.

Berbeda dengan prestasi yang berhasil saya raih di tingkat SD, di SMP saya kalah bersaing dan tidak mampu menunjukkan prestasi – prestasi saya. Walaupun begitu, saya masih bersyukur karena masih bisa masuk dalam jajaran 5 besar di setiap sekolah. Ketika usia SMP, saya pun gagal lolos tes masuk OSIS.
Beranjak ke SMA, keluarga kami mulai mempunyai niatan untuk mengarahkan saya melanjutkan sekolah yang lebih bagus. Niat awalnya, orang tua dan kakak – kakak saya menganjurkan untuk masuk ke SMAN 1 Cerme yang juga menjadi sekolah SMA favorit di kecamatan. Pada akhirnya, saya dijinkan untuk ikut tes seleksi masuk ke SMAN 1 Cerme. Proses untuk ikut tes saya lalui dengan kerja keras semoga bisa lolos dan masuk ke sekolah tersebut. Dan akhirnya alhamdulillah, saya bisa diterima di SMAN 1 Cerme.
Tetapi setelah sudah diterima di SMAN 1 Cerme, karena berbagai hal dan pertimbangan akhirnya saya dan keluarga memutuskan untuk tidak masuk ke SMAN 1 Cerme. Saya didaftarkan oleh kakak pertama saya untuk melanjutkan SMA ke SMA Pesantren Hidayatullah Surabaya.

Mungkin masa SMA saya adalah masa paling kelam dan tidak beruntung bagi saya. Mengapa? Karena bagaimana tidak, saya sudah diterima di SMAN 1 Cerme tetapi saya tidak memasukinya dan pindah sekolah ke SMA Pesantren Hidayatullah Surabaya. Tetapi saya hanya menempuhnya dalam waktu satu tahun ketika kelas 10 SMA saja. Saya tidak cocok dan merasa tidak bisa mengembangkan potensi diri saya di lingkungan pesantren.
Setelah saya keluar dan kembali lagi ke Gresik, saya melanjutkan sekolah di SMA Muhammadiyah 8 Gresik. Singkat cerita singkat kata saya lulus dari SMA pada tahun 2012. Dan melanjutkan studi perguruan tinggi di jurusan matematika kampus Universitas Negeri Surabaya pada tahun 2012 – 2016. Alhamdulillah juga saya bisa lulus tepat waktu.

Saya aktif di kegiatan kerohanian islam di kampus, saya juga aktif diberbagai kegiatan mahasiswa jurusan dan juga fakultas. Ini terbukti dengan saya bergabung dengan Unit Kegiatan Kerohanian Islam pada tahun 2013 sebagai anggota divisi TPA & TPA, dan juga sebagai anggota departemen agama di Himpunan Mahasiswa Jurusan Matematika pada tahun 2013 – 2015.

Aktif di bebagai macam kegiatan kampus,  saya bisa mengenal berbagai macam karakter mahasiswa sebagai teman. Saya juga berhasil mendapatkan beasiswa kuliah sejak semester ketiga – ketujuh. Selama aktif kuliah saya juga mempunyai kesibukan menjadi guru prifat sekaligus guru di LBB Primagama dan LBB yang lainnya. Juli 2016, saya bisa mendapatkan surat keterangan lulus yang akhirnya di wisuda pada Oktober 2016. Sebelum lulus dari kampus, saya mengikuti tes seleki sebagai guru relawan pada program Jawa Timur Mengajar atau yang dikenal dengan program JATIM MENGAJAR. Satu tahun saya mendapatkan tugas sebagai guru di SDN 2 Sarongan, Kecamatan Pesanggrahan Banyuwangi.

Sebuah pengalaman yang luar biasa, saya bisa mengikuti program ini. Saya sedikit banyak tahu bagaimana potret pendidikan Indonesia khususnya di wilayah terpencil. Padahal ini masih pada skala Jawa Timur, saya tidak bisa membayangkan lagi bagaimana mengenaskannya potret pendidikan di Indonesia wilayah 3-T yang berada di Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan pulau – pulau kecil yang lainnya. Saya menjadi guru kelas di jenjang kelas 5. Selesai mengikuti program ini, Agustus 2017.
Saya langsung memanfaatkan waktu saya untuk langsung berhijrah dan belajar Bahasa Inggris selama 4 bulan di kampung Inggris Pare Kediri. Terhitung sejak tanggal 10 November 2017 sampai maret 2018. Saya bergabung dengan Lembaga Language Center yang menjadi Lembaga belajar Bahasa Inggris favorit di Kampung Inggris Pare Kediri. Saya mengenal berbagai macam teman dengan berbagai background daerah dari seluruh negeri.

Sukses belajar di kampung Inggris Pare, saya kembali ke kampung halaman pada maret 2018. Gayung bersambut dengan ria, tidak lama kembali dan istirahat dirumah. Akhir Maret 2018, saya mendapatkan informasi adanya lowongan sebagai guru di salah satu sekolah SD favorit di kota Gresik, yakni SD Muhammadiyah Manyar (SDMM). Saya mengikuti tes seleksi dengan optimis dan semangat, akhirnya sejak 30 Maret 2018 saya bisa bergabung menjadi guru di SD tersebut.

Awal saya masuk di SDMM, saya sebagai guru kelas 5 dan juga guru mata pelajaran Matematika. Sampai di akhir tahun pelajaran 2017 – 2018. Untuk tahun pelajaran 2018 – 2019 saya mendapatkan tugas sebagai guru pendamping kelas 2. Saya bangga bisa menjadi bagian dari keluarga besar SD Muhammadiyah Manyar.

Singkat cerita singkat kata lagi, seperti mendapatkan durian runtuh dari angkasa. Akhir tahun pelajaran 2018 – 2019, dengan berbagai macam pertimbangan saya di panggil untuk menghadap salah satu anggota Majelis Dikdasmen Muhamamdiyah PDM Gresik untuk mendapatkan tawaran sekaligus surat tugas untuk mengemban amanat baru sebagai Kepala Sekolah di SD Muhamamdiyah 1 Bawean. Saya harus berpindah ke pulau Bawean. Pulau yang menjadi wilayah kabupaten Gresik yang jaraknya bisa ditempuh 4 jam dengan menggunakan kapal jet express dari pelabuhan Gresik. Berbagai macam keputusan dan pertimbangan, saya harus mengemban amanat ini dengan ikhlas dan semangat. Saya harus meninggalkan keluarga tercinta di desa, dan harus meninggalkan ibu saya sendirian di rumah.

SD Muhammadiyah 1 Bawean ini adalah sekolah yang baru berdiri di tahun 2019 atas dasar permintaan dari warga Muhammadiyah Bawean. Dengan jumlah 4 asatidz, kami berusaha membantu mendampingi anak-anak dalam belajar sebanyak 12 siswa, 5 laki-laki dan 7 perempuan.

Alhamdulillah, saya sudah menikah dengan seorang gadis desa dari Lamongan yang merupakan adik kelas saya semasa kuliah, Anggraini Dyah Novitasari yang sekarang juga ikut pindah ke Bawean sebagai salah ustadzah di SD Muhammadiyah 1 Bawean.
Berbagai cerita………………….
Berbagai kata, juga………………
Berbagai makna………………….







Disqus Comments
Copyright © 2018 Jatim Mengajar - All Right Reserved
Develop and Design by Ar Royyan Media